R.E.M. (Rekayasa Energi Manufaktur) Jurnal | Vol.9 No.2/2024
ISSN online (2528-3723)
http://doi.org/10.21070/rem.v9i2.1711
Copyright © 2024 Author [s]. This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License (CC BY). The use, distribution or
reproduction in other forums is permitted, provided the original author(s) and the copyright owner(s) are credited and that the original publication in this journal is cited,
in accordance with accepted academic practice. No use, distribution or reproduction is permitted which does not comply with these terms
Analisis Distribusi Air Gedung A di Lingkungan Universitas Widyatama
Nia Nuraeni Suryaman1*, Udin Komarudin2, Martoni3, Adhita Prasetia4, Heru Santoso5, A’rasy
Fahruddin6
*Email corresponding author: nia.suryaman@widyatama.ac.id
1,2,3,4,5Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Widyatama, Bandung
6Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia
Article history: Received: 9 Agustus 2024 | Revised: 25 November 2024 | Accepted: 26 November 2024
Abstract. The need for clean water increases every year, while the means to provide clean water require planning.
The importance of water in the realm of education is comparable to that of household needs. Water on the 3rd and
4th floors of Building A often doesn't flow. The aim of this research is to identify the root cause of the insufficient
water flow on the 3rd and 4th floors of Widyatama University Building A, and to devise a solution for the water flow
distribution system. The research employs a variety of methods, including literature review, data collection, data
analysis, results analysis, and interpretation. The conclusion is that the water drainage on the 3rd and 4th floors is
0.612 L/s and 0.510 L/s, which is below the standard (0.92 L/s). The drainage of water in the main pipe was uncertain
based on its diameter. The solution to this problem is to install booster pumps on the 3rd and 4th floors. The next
solution is to change the main pipe diameter to 1 1⁄4".
Keywords - Clean water; booster pump; water flow distribution
Abstrak. Kebutuhan air bersih meningkat setiap tahunnya, sedangkan sarana untuk menyediakan air bersih
memerlukan perencanaan. Sama halnya dengan kebutuhan rumah tangga, kebutuhan air di dalam dunia pendidikan
pun penting. Air di Lantai 3 dan 4 Gedung A seringkali tidak mengalir. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
penyebab tidak adanya aliran air di Lantai 3 dan 4 Gedung A Universitas Widyatama dan solusi jalur distribusi
aliran air. Metode yang digunakan adalah studi literatur, pengumpulan data, analisis data, hasil dan pembahasan.
Kesimpulannya adalah debit air pada lantai 3 dan 4 yaitu sebesar 0,612 L/s dan 0,510 L/s berada di bawah standar
(0,9 2 L/s). Terjadi ketidakrataan debit air di pipa utama berdasarkan diameternya. Solusi permasalahan ini adalah
dengan penambahan pompa booster di Lantai 3 dan 4. Solusi selanjutnya adalah penggantian diameter pipa utama
menjadi 1¼”.
Kata Kunci Air bersih; pompa booster; distribusi aliran air
PENDAHULUAN
Salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat penting untuk menjalani kehidupan sehari-hari adalah air bersih.
Dalam konteks bangunan gedung, sistem distribusi air bersih memainkan peran penting dalam memastikan bahwa air
bersih yang berkualitas tinggi tersedia bagi penghuni. Jalur distribusi air bersih yang efisien dan efektif tidak hanya
menjaga kesehatan dan kenyamanan penghuni, tetapi juga membantu mengelola sumber daya air dengan lebih baik
[1].
Dalam bangunan gedung, sistem distribusi air bersih biasanya terdiri dari beberapa komponen utama, seperti
sistem penyimpanan, sumber air, dan jaringan pipa yang mengalirkan air ke berbagai titik penggunaan. Desain sistem
distribusi air yang baik harus mempertimbangkan tekanan dan kualitas air, serta kemudahan pemeliharaan dan
perbaikan [2][3]. Selain itu, masalah yang muncul dalam manajemen sistem distribusi air bersih juga harus
dipertimbangkan. Beberapa masalah tersebut meliputi kebocoran pada jaringan pipa, pencemaran sumber air, dan
perubahan dalam permintaan air yang dapat mempengaruhi ketersediaan air bersih [4].
Kelangkaan air di gedung perkuliahan menjadi masalah yang semakin penting, terutama di lingkungan kampus
yang padat dengan aktivitas. Untuk mendukung berbagai kegiatan akademik dan non-akademik, ketersediaan air
bersih yang memadai sangat penting. Debit air yang tidak mencukupi dapat mengganggu mahasiswa dan karyawan
serta mempengaruhi kualitas pendidikan. Kebocoran di sistem pipa adalah salah satu penyebab debit air yang rendah;
kekurangan pemeliharaan infrastruktur juga berkontribusi pada penurunan debit air yang tersedia [5][6].
Tidak dapat diabaikan betapa pentingnya perencanaan dan desain jalur plumbing yang tepat. Jalur plumbing yang
dirancang dengan baik akan mencegah kebocoran, penyumbatan, dan masalah lainnya yang dapat mengganggu
operasi gedung. Untuk memastikan ketersediaan air yang optimal dan pengelolaan limbah yang efisien, perencanaan
sistem plumbing harus mempertimbangkan jumlah pengguna, jenis fasilitas, dan kondisi lingkungan [7]. Pemeliharaan
dan inspeksi rutin sistem pipa juga sangat penting untuk mencegah kerusakan dan biaya perbaikan yang tinggi. Dengan
Suryaman, N. N., dkk., Analisis Distribusi Air Gedung A di Lingkungan Universitas Widyatama, R.E.M. (Rekayasa Energi
Manufaktur) Jurnal, vol. 9, no. 2, pp. 121-132, 2024.
122
peningkatan jumlah mahasiswa dan aktivitas yang terjadi di gedung perkuliahan, masalah mengelola sistem plumbing
menjadi semakin sulit [8][9].
Permasalahan yang terjadi di Universitas Widayatama terletak di Gedung A. Ketersediaan air di lantai 3 dan lantai
4 gedung tersebut memiliki debit yang rendah, bahkan seringkali tidak ada aliran air. Oleh karena itu, diperlukan studi
penelitian untuk mengetahui faktor penyebab masalah yang terjadi di Gedung A Kampus Universitas Widyatama.
Penelitian ini fokus ditujukan untuk mengetahui penyebab tidak adanya aliran air di Lantai 3 dan Lantai 4 Gedung A
Kampus Universitas Widyatama serta solusi jalur distribusi aliran air.
METODE
Lokasi penelitian ini berada di Universitas Widyatama Bandung. Fokus penelitian ini adalah menganalisis jalur
distribusi air bersih pada Gedung A pada lantai 3 dan lantai 4.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Analisis deskriptif adalah metode
yang digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu keadaan atau fenomena yang sedang diteliti, tanpa
melakukan analisis lebih lanjut terhadap hubungan antar variabel. Tujuan dari metode ini adalah untuk memberikan
gambaran yang jelas dan sistematis tentang data yang ada, sehingga memudahkan pemahaman dan interpretasi. Dalam
analisis deskriptif, data dapat disajikan dalam bentuk tabel, grafik, atau statistik ringkasan [10]. Tahapan yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah studi literature, pengumpulan data, analisis data, hasil dan pembahasan. Adapun
gambar diagram alir penelitian disajikan pada gambar 1.
Mulai
Studi Literatur
Pengumpulan
Data
Data Primer:
Survey lapangan:
- pengukuran
kondisi air
- Jenis Alat
Plumbing
Data Sekunder:
- Denah Gedung
- Data debit air
Analisis Data
Perhitungan
Maksimal
Tekanan Pipa
Perhitungan
Kebutuhan Pipa
Utama dengan
Pipa Riser
Gravitasi
Perhitungan
Kebutuhan Pipa
Utama dengan
booster pump
Perhitungan Laju
Aliran Bersih
Hasil dan
Pembahasan
Selesai
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
Pengumpulan data yang dilakukan adalah data primer dan data sekunder. Pada data primer, dilakukan survey
lapangan untuk melihat jalur pipa yang sudah ada serta jenis alat plambing. Sedangkan untuk data sekunder berupa
denah gedung A serta data debit air yang ada.
Pada tahap analisis data dilakukan perhitungan maksimal tekanan pipa, perhitungan kebutuhan pipa utama yang
menggunakan pipa riser gravitasi, perhitungan kebutuhan pipa utama yang terhubung dengan booster pump serta
perhitungan laju aliran air bersih. Perhitungan ini dilakukan untuk menganalisis permasalahan yang terdapat di lantai
Suryaman, N. N., dkk., Analisis Distribusi Air Gedung A di Lingkungan Universitas Widyatama, R.E.M. (Rekayasa Energi
Manufaktur) Jurnal, vol. 9, no. 2, pp. 121-132, 2024.
123
3 dan lantai 4. Selain itu juga dapat memberikan rekomendasi/solusi terhadap permasalahan dari hasil analisis yang
didapat.
Pompa booster berfungsi untuk meningkatkan tekanan, debit dan kecepatan aliran fluida [11]. Dalam sistem
pompa booster, pompa beroperasi secara otomatis dan dikontrol oleh sensor tekanan utama, sehingga memiliki
kemampuan untuk beroperasi secara parallel maupun alternate [12][13].
Untuk perhitungan maksimal tekanan air pada pipa menggunakan persamaan tekanan hidrostatis [14].
 (1)
Dengan:
= tekanan
= massa jenis zat cair
= percepatan gravitasi
= tinggi potensial air
Untuk perhitungan diameter pompa menggunakan persamaan berikut.

 (2)
Dengan:
= debit air
v = kecepatan aliran air
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Perhitungan
Tabel-tabel berikut merupakan hasil pengukuran dan perhitungan pemipaan distribusi air bersih.
Tabel 1. Analisa perhitungan jalur distribusi pipa air bersih pada lantai basement
Lantai
Nama Alat Plumbing
Lantai Basement
Jumlah Alat
Plumbing
UABP
Lt. 1
Kloset dengan tangki gelontor
2,0
3,0
Bak cuci dapur
2,0
Kran
10,0
1,0
Bak cuci tangan
4,0
1,0
Shower
1,0
2,0
Urinoir
2,0
5,0
Hasil Perhitungan
Total beban unit alat plumbing
Laju aliran air (liter/menit)
Kurva perkiraan beban alat
plumbing maksimal 240
Laju aliran air (liter/detik)
Laju aliran air (m³/detik)
Kecepatan aliran air (liter/detik)
Diameter pipa (mm)
Diameter pipa yang dipilih (mm)
Diametre dalam (mm)
Pipa PPR-PN 10
Pemeriksaan aliran air
Terpasang
Total beban unit alat plumbing
Laju aliran air (liter/menit)
Laju aliran air (liter/detik)
Laju aliran air (m³/detik)
Kecepatan aliran air (liter/detik)
Diameter pipa (mm)
Diameter pipa yang dipilih (mm)
Diameter dalam (mm)
Pipa Galvanis
Pemeriksaan aliran air (liter/detik)
Debit air sesuai standar
Suryaman, N. N., dkk., Analisis Distribusi Air Gedung A di Lingkungan Universitas Widyatama, R.E.M. (Rekayasa Energi
Manufaktur) Jurnal, vol. 9, no. 2, pp. 121-132, 2024.
124
Tabel 1 merupakan distribusi air bersih yang berada di lantai dasar (basement). Pada lantai ini memiliki total beban
unit alat plumbing sebesar 32 UABP. Hasil perhitungan dan pemeriksaan pada lantai ini memiliki debit air sebesar
1,598 L/s dan nilai ini sesuai standar.
Tabel 2. Analisa perhitungan jalur distribusi pipa air bersih pada lantai 1
Uraian
Nama Alat Plumbing
Lantai 1
Jumlah Alat
Plumbing
UABP
Total
UABP
Jenis Alat
Plambing
Kloset dengan tangki
gelontor
2,0
3,0
6,0
Bak cuci dapur
2,0
0,0
Kran
1,0
1,0
1,0
Bak cuci tangan
3,0
1,0
3,0
Shower
0,0
2,0
0,0
Urinoir
3,0
5,0
15,0
Hasil Perhitungan
Total beban unit alat
plumbing
25,00
Laju aliran air
(liter/menit)
70,00
Kurva perkiraan beban alat
plumbing maksimal 240
Laju aliran air (liter/detik)
1,167
Laju aliran air (m³/detik)
0,001
Kecepatan aliran air
(liter/detik)
2,000
Diameter pipa (mm)
27,253
Diameter pipa yang dipilih
(mm)
40,000
Diameter dalam (mm)
32,600
Pipa PPR-PN 10
Pemeriksaan aliran air
1,398
Terpasang
Total beban unit alat
plumbing
25,00
Laju aliran air
(liter/menit)
70,00
Laju aliran air (liter/detik)
1,167
Laju aliran air (m³/detik)
0,001
Kecepatan aliran air
(liter/detik)
2,000
Diameter pipa (mm)
27,253
Diameter pipa yang dipilih
(mm)
32,000
Diameter dalam (mm)
26,000
Pipa Galvanis
Pemeriksaan aliran air
(liter/detik)
2,199
Debit air melebihi standar
sebesar 0,199 (Liter/Detik)
Tabel 2 merupakan distribusi air bersih yang berada di lantai 1. Pada lantai ini memiliki total beban unit alat
plumbing sebesar 25 UABP. Hasil perhitungan dan pemeriksaan pada lantai ini memiliki debit air sebesar 2,199 L/s
dan nilai ini melebihi standar aliran air dengan maksimal 2 L/s.
Tabel 3 merupakan distribusi air bersih yang berada di lantai 2. Pada lantai ini memiliki total beban unit alat
plumbing sebesar 13 UABP. Hasil perhitungan dan pemeriksaan pada lantai ini memiliki debit air sebesar 1,256 L/s
dan nilai ini sesuai standar.
Suryaman, N. N., dkk., Analisis Distribusi Air Gedung A di Lingkungan Universitas Widyatama, R.E.M. (Rekayasa Energi
Manufaktur) Jurnal, vol. 9, no. 2, pp. 121-132, 2024.
125
Tabel 3. Analisa perhitungan jalur distribusi pipa air bersih pada lantai 2
Uraian
Nama Alat Plumbing
Lantai 2
Jumlah Alat
Plumbing
UABP
Total
UABP
Jenis Alat
Plambing
Kloset dengan tangki
gelontor
2,0
3,0
6,0
Bak cuci dapur
0,0
2,0
0,0
Kran
0,0
1,0
0,0
Bak cuci tangan
2,0
1,0
2,0
Shower
0,0
2,0
0,0
Urinoir
1,0
5,0
5,0
Hasil Perhitungan
Total beban unit alat
plumbing
13,00
Laju aliran air
(liter/menit)
40,00
Kurva perkiraan beban alat
plumbing maksimal 240
Laju aliran air (liter/detik)
0,667
Laju aliran air (m³/detik)
0,001
Kecepatan aliran air
(liter/detik)
2,000
Diameter pipa (mm)
20,601
Diameter pipa yang dipilih
(mm)
32,000
Diametre dalam (mm)
26,000
Pipa PPR-PN 10
Pemeriksaan aliran air
1,256
Terpasang
Total beban unit alat
plumbing
13,00
Laju aliran air
(liter/menit)
40,00
Laju aliran air (liter/detik)
0,667
Laju aliran air (m³/detik)
0,001
Kecepatan aliran air
(liter/detik)
2,000
Diameter pipa (mm)
20,601
Diameter pipa yang dipilih
(mm)
32,000
Diametre dalam (mm)
26,000
Pipa Galvanis
Pemeriksaan aliran air
(liter/detik)
1,256
Debit air sesuai standar
Tabel 4 merupakan distribusi air bersih yang berada di lantai 3. Pada lantai ini memiliki total beban unit alat
plumbing sebesar 8 UABP. Hasil perhitungan dan pemeriksaan pada lantai ini memiliki debit air sebesar 0,612 L/s
dan nilai ini di bawah standar aliran air dengan minimal 0,9 L/s.
Suryaman, N. N., dkk., Analisis Distribusi Air Gedung A di Lingkungan Universitas Widyatama, R.E.M. (Rekayasa Energi
Manufaktur) Jurnal, vol. 9, no. 2, pp. 121-132, 2024.
126
Tabel 4. Analisa perhitungan jalur distribusi pipa air bersih pada lantai 3
Uraian
Nama Alat Plumbing
Lantai 3
Jumlah Alat
Plumbing
UABP
Total
UABP
Jenis Alat
Plambing
Kloset dengan tangki gelontor
1,0
3,0
3,0
Bak cuci dapur
0,0
2,0
0,0
Kran
4,0
1,0
4,0
Bak cuci tangan
1,0
1,0
1,0
Shower
0,0
2,0
0,0
Urinoir
0,0
5,0
0,0
Hasil Perhitungan
Total beban unit alat plumbing
8,00
Laju aliran air (liter/menit)
12,00
Kurva perkiraan beban alat
plumbing maksimal 240
Laju aliran air (liter/detik)
0,200
Laju aliran air (m³/detik)
0,000
Kecepatan aliran air (liter/detik)
2,000
Diameter pipa (mm)
11,284
Diameter pipa yang dipilih
(mm)
25,000
Diametre dalam (mm)
20,400
Pipa PPR-PN 10
Pemeriksaan aliran air
0,612
Terpasang
Total beban unit alat plumbing
8,00
Laju aliran air (liter/menit)
12,00
Laju aliran air (liter/detik)
0,200
Laju aliran air (m³/detik)
0,000
Kecepatan aliran air (liter/detik)
2,000
Diameter pipa (mm)
11,284
Diameter pipa yang dipilih
(mm)
25,000
Diametre dalam (mm)
20,400
Pipa Galvanis
Pemeriksaan kecepatan aliran air
(liter/detik)
0,612
Debit air dibawah standar
Tabel 5 merupakan distribusi air bersih yang berada di lantai 4. Pada lantai ini memiliki total beban unit alat
plumbing sebesar 6 UABP. Hasil perhitungan dan pemeriksaan pada lantai ini memiliki debit air sebesar 0,510 L/s
dan nilai ini di bawah standar aliran air dengan minimal 0,9 L/s.
Dari hasil perhitungan, terlihat bahwa lantai 3 dan lantai 4 memiliki debit air di bawah standar. Hal ini mendukung
permasalahan yang ada, bahwa aliran air di lantai 3 dan lantai 4 mengalir sangat lambat bahkan terkadang tidak ada
aliran air. Solusi untuk permasalahan ini adalah dengan memasang pompa booster agar debit air di lantai 3 dan lantai
4 dapat sesuai standar. Kapasitas pompa booster dapat ditentukan dengan mempertimbangkan faktor beban unit
peralatan perpipaan [15] [16].
  (3)
Dengan:
Qbooster = Kapasitas pompa booster (m3/jam)
L = Kapastias penggunaan air (liter)
t = Waktu penggunaan air (jam)
a = Presentase penggunaan air (%)
n = jumlah sanitasi
Suryaman, N. N., dkk., Analisis Distribusi Air Gedung A di Lingkungan Universitas Widyatama, R.E.M. (Rekayasa Energi
Manufaktur) Jurnal, vol. 9, no. 2, pp. 121-132, 2024.
127
Tabel 5. Analisa perhitungan jalur distribusi pipa air bersih pada lantai 4
Uraian
Nama Alat Plumbing
Lantai 4
Jumlah Alat
Plumbing
UABP
Total
UABP
Jenis Alat
Plambing
Kloset dengan tangki gelontor
1,0
3,0
3,0
Bak cuci dapur
0,0
2,0
0,0
Kran
2,0
1,0
2,0
Bak cuci tangan
1,0
1,0
1,0
Shower
0,0
2,0
0,0
Urinoir
0,0
5,0
0,0
Hasil Perhitungan
Total beban unit alat plumbing
6,00
Laju aliran air (liter/menit)
10,00
Kurva perkiraan beban alat
plumbing maksimal 240
Laju aliran air (liter/detik)
0,167
Laju aliran air (m³/detik)
0,000
Kecepatan aliran air
(liter/detik)
2,000
Diameter pipa (mm)
10,301
Diameter pipa yang dipilih
(mm)
25,000
Diametre dalam (mm)
20,400
Pipa PPR-PN 10
Pemeriksaan aliran air
0,510
Terpasang
Total beban unit alat plumbing
6,00
Laju aliran air (liter/menit)
10,00
Laju aliran air (liter/detik)
0,167
Laju aliran air (m³/detik)
0,000
Kecepatan aliran air
(liter/detik)
2,000
Diameter pipa (mm)
10,301
Diameter pipa yang dipilih
(mm)
25,000
Diametre dalam (mm)
20,400
Pipa Galvanis
Pemeriksaan aliran air
(liter/detik)
0,510
Debit air dibawah standar
Tabel 6 berikut merupakan perhitungan maksimal tekanan pipa jika pada sistem pemipaan dipasang pompa
booster. Perhitungan ini dapat memberikan rekomendasi pergantian diameter pipa.
Tabel 6. Perhitungan maksimal tekanan pipa
Lantai
Sistem
Pemipaan
Air Bersih
Kerapatan
Air/Massa
Jenis Air
Gra
Vitasi
Tinggi
Potensial
Tekanan
Air Dalam
Pipa
Tekanan
Pompa
Booster
Pressure
Reducing
Valve
Tekanan
Total Air
Dalam Pipa
ρ
(ɡ)
(H)
(H)
Pin
Pout
Kg/m3
m/s2
m
m
Kg/cm2
Kg/cm2
Kg/cm2
Atap
Pompa
Booster
998
9,8
2
2,00
0,20
2,00
2,20
LT.4
Pompa
Booster
998
9,8
4
6,00
0,60
2,00
2,60
LT.3
Pompa
Booster
998
9,8
4
10,00
1,00
2,00
3,00
Maks. Tekanan Air Dalam Pipa lantai 3 = 3,00 kg/cm2
LT.2
Gravitasi
998
9,8
4
14,00
1,40
1,40
LT.1
Gravitasi
998
9,8
4
18,00
1,80
1,80
LT.
Basement
Gravitasi
998
9,8
4
22,00
2,19
2,19
Maks. Tekanan Air Dalam Pipa lantai Basement = 2,19 kg/cm2
Suryaman, N. N., dkk., Analisis Distribusi Air Gedung A di Lingkungan Universitas Widyatama, R.E.M. (Rekayasa Energi
Manufaktur) Jurnal, vol. 9, no. 2, pp. 121-132, 2024.
128
B. Hasil Analisis Distribusi
Data hasil survey digunakan untuk menganalisis jalur distribusi air dan penyebab tidak adanya aliran air di Lantai
3 dan lantai 4 Gedung A. Berikut hasil analisis distribusi plumbing.
(a) (b)
Gambar 2. (a) Sistem diagram distribusi air bersih existing, (b) Rekomendasi sistem diagram distribusi air bersih
Gambar 2(a) menunjukkan layout sistem diagram distribusi air bersih yang dipakai pada saat ini. Terlihat bahwa
di Gedung A hanya mengandalkan sistem aliran gravitasi untuk mengalirkan air bersihnya, sehingga pada lantai dua
teratas yaitu lantai 3 dan lantai 4 akan mengalami debit air yang lebih rendah dibandingkan dengan lantai di bawahnya.
Maka dari itu diberikan usulan dan solusi berupa penambahan pompa booster agar menaikkan debit air di lantai 3 dan
lantai 4. Jika menggunakan tambahan pompa booster, maka diperlukan jalur pipa baru untuk mendukung distribusi
aliran air yang keluar dari pompa booster tersebut. Sehingga rekomendasi sistem diagram distribusi air bersih yang
baru ditunjukkan pada gambar 2(b).
(a) (b)
Gambar 3. (a) Denah instalasi air bersih lantai basement, (b) Isometrik instalasi air bersih lantai basement
Gambar 3(a) dan 3(b) merupakan denah dan isometrik rekomendasi untuk instalasi air bersih lantai basement.
Untuk pipa utama menggunakan diameter pipa 1 ¼”, tidak lagi menggunakan beda ukuran diameter pipa di pipa
utamanya. Hal ini agar distribusi debit air merata ke seluruh bukaan keran.
Suryaman, N. N., dkk., Analisis Distribusi Air Gedung A di Lingkungan Universitas Widyatama, R.E.M. (Rekayasa Energi
Manufaktur) Jurnal, vol. 9, no. 2, pp. 121-132, 2024.
129
(a) (b)
Gambar 4. (a) Denah instalasi air bersih lantai 1, (b) Isometrik instalasi air bersih lantai 1
Gambar 4(a) dan 3(b) merupakan denah dan isometrik rekomendasi untuk instalasi air bersih lantai 1. Sama hal
nya seperti lantai basement, untuk pipa utama menggunakan diameter pipa 1 ¼” tidak lagi menggunakan beda ukuran
diameter pipa di pipa utamanya. Hal ini agar distribusi debit air merata ke seluruh bukaan keran.
(a) (b)
Gambar 5. (a) Denah instalasi air bersih lantai 2, (b) Isometrik instalasi air bersih lantai 2
Gambar 5(a) dan 5(b) merupakan denah instalasi dan isometric instalasi air bersih lantai 2. Karena konstruksinya
berbeda dengan lantai basement dan lantai 2, pada instalasi air bersih lantai 2 pipa utama menggunakan pipa dengan
diameter 1”. Hal ini agar distribusi debit air merata ke seluruh bukaan keran.
(a) (b)
Gambar 6. (a) Denah instalasi air bersih lantai 3, (b) Isometrik instalasi air bersih lantai 3
Suryaman, N. N., dkk., Analisis Distribusi Air Gedung A di Lingkungan Universitas Widyatama, R.E.M. (Rekayasa Energi
Manufaktur) Jurnal, vol. 9, no. 2, pp. 121-132, 2024.
130
Gambar 6(a) dan 5(b) merupakan denah instalasi dan isometric instalasi air bersih lantai 3. Karena konstruksinya
berbeda dengan lantai basement dan lantai 3, pada instalasi air bersih lantai 3 pipa utama menggunakan pipa dengan
diameter 1”. Hal ini agar distribusi debit air merata ke seluruh bukaan keran.
(a) (b)
Gambar 7. (a) Denah instalasi air bersih lantai 4, (b) Isometrik instalasi air bersih lantai 4
Gambar 6(a) dan 5(b) merupakan denah instalasi dan isometric instalasi air bersih lantai 3. Untuk denah instalasi
tipe 6, pipa utama yang digunakan berdiameter ¾” yang kemudian direduce ke toilet dan wastafel dengan diameter
masing-masing ½”.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah kecepatan aliran air di lantai 3 dan lantai 4 berada di bawah standar, Nilai
debit air pada lantai 3 yaitu 0,612 L/s dan lantai 4 sebesar 0,510 L/s. Terjadi ketidakrataan debit air di pipa utama
berdasarkan diameternya. Solusi dari permasalahan yang didapat adalah dengan menambahkan pompa booster di
Gedung A Universitas Widyatama untuk memperbesar debit air di lantai 3 dan lantai 4. Diameter pipa utama dapat
diganti ukurannya menjadi 1 ¼” agar debit air yang keluar keran sama.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih atas dana hibah penelitian internal yang diberikan oleh kepada Lembaga
Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Modal Intelekttual Universitas Widyatama.
REFERENSI
[1] M. H. D. Barang and S. K. Saptomo, “Analisis Kualitas Air pada Jalur Distribusi Air Bersih di Gedung Baru
Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor,” J. Tek. Sipil dan Lingkung., vol. 4, no. 1, pp.
1324, 2019, doi: 10.29244/jsil.4.1.13-24.
[2] M. P. Sidik, S. Rahayu, and H. Wiharja, “Analisis Perencanaan Desain Jaringan Distribusi Air Bersih Pada
Proyek CWP-01 Pembangunan Gedung Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan,” VOCATECH Vocat.
Educ. Technol. J., vol. 3, no. 2, pp. 5464, 2022, doi: 10.38038/vocatech.v3i2.78.
[3] A. Rakhim, Nurnawaty, R. Sophian, and H. F. Rahman, “ANALISIS DISTRIBUSI AIR BERSIH PADA
SISTEM PERPIPAAN GEDUNG MENARA IQRA KAMPUS UNISMUH MAKASSAR,” J. Tek. Hidro,
vol. 13, pp. 4756, 2020.
[4] N. salsabila Rahmawati, E. Noerhayati, and A. Rahmawati, “Studi Alternatif Perencanaan Sistem Distribusi
Air Bersih dan Air Buangan pada Pembangunan Gedung Auditorium Universitas Brawijaya,” J. Rekayasa
Sipil, vol. 12, no. 4, pp. 1120, 2022.
[5] I. Meicahayanti, S. M. Muryono, and Y. Setiawan, “EVALUASI JARINGAN PIPA DISTRIBUSI AIR
BERSIH PADA DISTRICT METER AREA LOA BUAH KOTA SAMARINDA,” Teknol. Lingkung., pp.
3745, 2021.
[6] K. R. Fauziah, N. H. Pandjaitan, F. T. Pertanian, and J. Barat, “Analisis Sistem Distribusi Air Bersih di
Perumahan Ciomas Permai Kabupaten Bogor Jawa Barat,” J. Tek. Sipil dan Lingkung., vol. 06, no. 02, 2021,
Suryaman, N. N., dkk., Analisis Distribusi Air Gedung A di Lingkungan Universitas Widyatama, R.E.M. (Rekayasa Energi
Manufaktur) Jurnal, vol. 9, no. 2, pp. 121-132, 2024.
131
doi: 10.29244/jsil.6.2.107-120.
[7] S. Badarudiin, H. Djufri, A. M. Subhan, A. M. Faisal, and M. Chaerul, “Analisis Kinerja Pengelolaan
Distribusi Air Bersih Pada PDAM Wai Tipalayo Desa Salarri Kec . Limboro Kab . Polewali Mandar Clean
Water Distribution Management Performance Analysis at Wai,” J. Appl. Civ. Environ. Eng., vol. 3, no. 1,
2023.
[8] S. Badaruddin, “Studi Tinjauan Perencanaan Sistem Plumbing Air Bersih (Studi Kasus: Gedung Sekolah
Tinggi Ilmu Bahasa Arab),” J. Tek. Mesin Sinergi, vol. 21, no. 1, pp. 1330, 2023, doi:
10.31963/sinergi.v21i1.4192.
[9] 2020 Maria Tanelaph., dkk., “Perencanaan Dan Pelaksanaan Instalasi Penyediaan Air Bersih Pada Gedung
Kearsipan Dan Perpustakaan Kota Kupang,” J. Tek. Sipil, vol. IX, no. 1, pp. 5566, 2020.
[10] A. Rachman, E. Yochanan, A. I. Samanlangi, and H. Purnomo, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D, 1st ed. CV Saba Jaya, 2024.
[11] M. Rafi, “Analisis Efisiensi Pompa Distribusi Pada Instalasi Pengolahan Air (Ipa) Leuwiliang Perumda Tirta
Kahuripan Bogor,” Mustek Anim Ha, vol. 12, no. 02, pp. 7179, 2023, doi: 10.35724/mustek.v12i02.5330.
[12] R. N. Putri, Mukhnizar, and V. Selvianti, “Analisis Kinerja Booster Pump Terhadap Kenaikan Debit Fluida,”
Ekasakti Eng. J., vol. 4, no. 1, pp. 1319, 2024, doi: 99.99999/EJPP.
[13] N. W. Rasmini, “Kerja Pompa Untuk Penyediaan Air Bersih,” J. Matrix, vol. 7, no. 2, pp. 3237, 2017.
[14] Ijany Amelia Hendratta & Hanny Tangkudung, MEKANIKA FLUIDA. 2019.
[15] Ivana Patricia Lilipaly, Ririn Endah Badriani, and Yeny Dhokhikah, “Perencanaan Sistem Plambing Dan
Hidran Kebakaran Pada Proyek Pembangunan Hotel Pesona Alam,” Padur. J. Tek. Sipil Univ. Warmadewa,
vol. 10, no. 2, pp. 266279, 2021, doi: 10.22225/pd.10.2.2818.266-279.
[16] et al., “Design of Clean Water Booster Pump for High-Rise Buildings,” Log. J. Ranc. Bangun dan Teknol.,
vol. 23, no. 3, pp. 203211, 2023, doi: 10.31940/logic.v23i3.203-211.
Suryaman, N. N., dkk., Analisis Distribusi Air Gedung A di Lingkungan Universitas Widyatama, R.E.M. (Rekayasa Energi
Manufaktur) Jurnal, vol. 9, no. 2, pp. 121-132, 2024.
132
Halaman ini sengaja dikosongkan
(This page is intentionally left blank)