R.E.M. (Rekayasa Energi Manufaktur) Jurnal | Vol.9 No.2/2024
ISSN online (2528-3723)
http://doi.org/10.21070/rem.v9i2.1702
Copyright © 2024 Author [s]. This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License (CC BY). The use, distribution or
reproduction in other forums is permitted, provided the original author(s) and the copyright owner(s) are credited and that the original publication in this journal is cited,
in accordance with accepted academic practice. No use, distribution or reproduction is permitted which does not comply with these terms
Efisiensi Oven Curing dalam Meningkatkan Kematangan Powder dalam
Proses Powder Coating pada Pabrik Aluminium Ekstrusi
Rendi Adi Pratama1, Wiliandi Saputro2, Ardika Nurmawati3, A.R. Yelvia Sunarti4, Erwan Adi
Saputro5*
Email corresponding author: erwanadi.tk@upnjatim.ac.id
1345Teknik Kimia, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Surabaya, Indonesia
2Teknik Mesin, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Surabaya, Indonesia
Article history: Received: 22 Maret 2024 | Revised: 11 Juli 2024 | Accepted: 23 Oktober 2024
Abstract. Powder coating is a metal coating process involving sprinkling powder onto a heated object to enhance
strength and surface durability. Oven curing, utilizing heat from a burner, is employed for powder solidification.
Necessary materials include powder coating, aluminum profiles, and LNG. Efficiency analysis utilizes heat balance
calculations, considering parameters like air temperature in/out, wall temperature, air flow rate, and oven area.
The efficiency of oven curing in powder coating is determined by the heat input from the burner (2771.746 W), heat
absorbed by the oven curing (3464.683 W), and heat loss (692.936559 W), resulting in an efficiency of 75%.
Keywords - Thermal Efficiency; Oven Curing; Powder Coating.
Abstrak. Powder coating adalah proses pelapisan logam dengan menaburkan serbuk pelapisan di atas benda yang
dipanaskan, untuk meningkatkan kekuatan dan ketahanan permukaan. Oven curing digunakan untuk pematangan
powder dengan udara panas dari burner. Bahan yang diperlukan adalah serbuk powder coating, profil alumunium,
dan LNG. Analisa efisiensi menggunakan perhitungan neraca panas, melibatkan data seperti temperatur udara
masuk/keluar, temperatur dinding, laju udara masuk, dan luas oven curing. Nilai efisiensi oven curing pada proses
powder coating dihitung dari panas yang bersumber dari burner (2771,746 W), panas yang diserap oven curing
(3464,683 W), dan panas yang keluar/hilang (692,936559 W), menghasilkan efisiensi sebesar 75%.
Kata Kunci - Efisiensi Thermal; Oven Curing; Powder Coating.
PENDAHULUAN
Ketika semakin tinggi tuntutan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas hasil produksi pada berbagai bidang
sektor industri, maka dibutuhkan strategi dan upaya sehingga ketika ditingkatkan dapat menekan biaya, waktu, dan
tenaga pada proses produjsi logam [1]. Pembentukan logam dengan menurunkan luas penampang dengan menekan
logam melalui rongga cetakan dinamakan proses ekstrusi [2]. Ekstrusi aluminium menjadi salah satu metode
konvensional dalam proses pembentukan logam [3]. Ekstrusi aluminium adalah proses deformasi plastis, dimana
bilet aluminium yang telah dipanaskan sebelumnya ditempatkan pada wadah yang juga dipanaskan, kemudian
dikompresi agar mengalir melalui lubang cetakan sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan [4]. Dalam proses
produksi aluminium ekstrusi di pabrik aluminium ekstrusi, terdapat tiga proses utama. Pertama, proses peleburan,
atau melting, di mana aluminium murni atau ingot dilebur [5]. Setelah itu, bilet yang terbentuk dari proses melting
akan diolah di unit ekstrusi. Hasil dari unit ekstrusi kemudian akan masuk ke unit finishing [6]. Salah satu sifat suatu
material adalah tidak tahan terhadap korosi [7]. Secara ilmiah, korosi tidak dapat dicegah, namun hanya bisa
dihambat dan unit finishing diperuntukan untuk menghambat hal tersebut [8]. Salah satu jenis finishing yang
digunakan di pabrik aluminium ekstrusi adalah powder coating. Powder coating adalah proses pelapisan logam
yang melibatkan aplikasi serbuk pelapis pada permukaan benda yang telah dipanaskan. Hal ini dilakukan dengan
tujuan untuk meningkatkan ketahanan fisik, khususnya terhadap goresan dan korosi [9]. Powder coating juga dapat
berguna untuk menambah nilai estetika visual [10]. Serbuk pelapis powder coating biasanya terbuat dari bahan resin
polimerik yang dicampur dengan pigmen dan dihaluskan, serta diberikan muatan-muatan elektrostatis yang
kemudian disemprotkan ke material yang akan dilapisi [11]. Ketika serbuk tersebut disemprotkan ke permukaan
benda yang dipanaskan, panas menyebabkan serbuk tersebut mencair dan menyebar secara merata di permukaan
benda. Selanjutnya, serbuk tersebut akan mendingin dan mengeras membentuk lapisan yang kokoh dan tahan lama.
Teknologi elektrostatik sering digunakan dalam proses powder coating. Dalam teknologi ini, serbuk cat diberikan
muatan listrik negatif ketika disemprotkan, sementara benda yang akan dilapisi diberikan muatan positif. Hal ini
menyebabkan serbuk cat menempel dengan kuat pada permukaan benda yang akan dilapisi, memastikan penyebaran
serbuk yang merata dan penggunaan serbuk yang efisien. Dibandingkan dengan cat cair konvensional, powder
coating memiliki beberapa keunggulan. Salah satunya adalah bahwa powder coating tidak memerlukan penggunaan
pelarut untuk menjaga bagian binder dan filler dalam bentuk suspensi cairnya. Hal ini membuat proses aplikasi
Pratama, R. A., dkk., Efisiensi Oven Curing dalam Meningkatkan Kematangan Powder dalam Proses Powder Coating pada
Pabrik Aluminium Ekstrusi, R.E.M. (Rekayasa Energi Manufaktur) Jurnal, vol. 9, no. 2, pp. 103-110, 2024
104
powder coating lebih ramah lingkungan dan menghasilkan sedikit limbah. Selain itu, powder coating juga
cenderung menghasilkan lapisan yang lebih tebal dan lebih tahan terhadap korosi dan goresan, karena serbuk cat
dapat menutupi permukaan dengan lebih baik daripada cat cair [12].
Powder coating adalah proses aplikasi lapisan pelindung yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan dan
ketahanan permukaan material yang dilapisi. Oleh karena itu, teknik yang digunakan dalam pelapisan powder
coating sangatlah penting untuk memastikan kualitas pelapisan yang optimal. Ketebalan lapisan powder coating
menjadi parameter kunci dalam proses ini. Penyebaran serbuk yang tidak merata dapat mengakibatkan penurunan
kualitas lapisan powder coating. Permukaan dengan lapisan yang lebih tebal cenderung lebih tahan terhadap korosi
dan goresan, karena lapisan tersebut memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap serangan dari lingkungan.
Sebaliknya, permukaan dengan lapisan yang lebih tipis akan lebih rentan terhadap korosi yang lebih cepat dan
goresan, karena perlindungan yang diberikan oleh lapisan tersebut tidak cukup kuat. Akibatnya, hal ini dapat
menyebabkan penurunan kualitas produk secara keseluruhan dan mengurangi umur pakai material yang dilapisi.
Oleh karena itu, pengendalian ketebalan lapisan powder coating menjadi salah satu aspek yang sangat penting dalam
proses ini untuk memastikan perlindungan dan keindahan yang optimal bagi material yang dilapisi [13]. Dalam
proses powder coating, pengaplikasian lapisan dilakukan dengan menggunakan prinsip elektrokimia atau elektrolisis
untuk menutupi logam pada permukaan yang konduktif. Tujuannya adalah untuk memberikan perlindungan
terhadap korosi dan menciptakan tampilan estetika yang menarik dan berkilau. Proses dimulai dengan merendam
bahan yang akan dilapisi ke dalam larutan yang mengandung ion-ion logam yang akan diendapkan. Bahan yang
akan dilapisi ini menjadi katoda yang terhubung dengan kutub negatif dalam sirkuit listrik. Sementara itu, anoda
juga direndam dalam larutan dan terhubung dengan kutub positif dalam sirkuit yang sama. Arus searah (arus DC)
kemudian dialirkan melalui sirkuit, mengakibatkan ion-ion logam dari larutan mengendap dan menempel pada
permukaan bahan yang akan dilapisi. Dengan adanya arus listrik yang mengalir, ion-ion logam di larutan larut dalam
air akan menempel pada permukaan benda yang akan dilapisi, membentuk lapisan pelindung. Lapisan ini tidak
hanya memberikan perlindungan terhadap korosi, tetapi juga menciptakan tampilan estetika yang menarik, berkilau,
dan memperindah tampilan permukaan logam. Proses ini membantu meningkatkan kekuatan dan daya tahan
material yang dilapisi, serta meningkatkan nilai estetika dari produk akhir [14].
Proses powder coating sendiri dilakukan dengan menggunakan proses pretreatment yang terdiri dari acid
cleaner dan cromate dan setelah melalui tahapan proses pretreatment kemudian profil alumunium dikeringkan
dengan menggunakan proses oven drying dengan temperatur 105°C selama 1 jam dengan sumber panas yang
dihasilkan oleh burner. Setelah dari proses oven drying, kemudian profil alumunium dibongkar dan dipasang pada
conveyor untuk dilakukan proses powder coating. Dalam tahap ini proses powder coating dimulai, conveyor akan
bergerak menuju mesin powder coating. Proses kerja dari mesin powder coating sendiri diawali dengan injector
mengambil powder dari mendorongnya ke spray gun dengan bantuan angin kompresor, dari spray gun akan
menembak ke permukaan profil alumunium. Serbuk powder yang berceceran akan dihisap oleh blower menuju
kedalam cyclone untuk dipisahkan antara powder yang masih dapat digunakan kembali dengan powder yang sudah
tidak dapat digunakan. Untuk powder yang masih bisa digunakan akan dibawa kembali ke hopper sementara untuk
powder yang tidak dapat digunakan kembali dibawa ke bak filter.
Oven curing seperti ditampilkan gambar 1, memiliki fungsi untuk proses pematangan powder setelah
dilakukannya proses spray powder[15]. Oven curing termasuk ke dalam tahap perawatan bahan logam dengan
menggunakan temperatur di atas temperatur ruangan sehingga dapat mempercepat peningkatan kekuatan logam dan
mempersingkat waktu perawatan [16]. Secara umum, proses yang terjadi dalam oven curing adalah pembakaran
yang membutuhkan bahan bakar [17]. Maka dari itu dengan melakukan perhitungan efisiensi dari oven curing
diproses powder coating nantinya dapat mengetahui seberapa optimal oven curing bekerja dalam proses pematangan
powder pada permukaan profil alumunium.
Gambar 1. Oven curing [18]
Pratama, R. A., dkk., Efisiensi Oven Curing dalam Meningkatkan Kematangan Powder dalam Proses Powder Coating pada
Pabrik Aluminium Ekstrusi, R.E.M. (Rekayasa Energi Manufaktur) Jurnal, vol. 9, no. 2, pp. 103-110, 2024
105
METODE
Dalam melakukan perhitungan efisiensi oven curing diproses powder coating dilakukan menggunakan
perhitungan neraca panas dimana data yang diperlukan dalam proses perhitungan ini meliputi temperatur udara
panas masuk, temperatur udara panas keluar, temperatur dinding, laju udara kering masuk, luas oven curing. Setelah
melakukan pengumpulan data langkah berikutnya adalah menghitung neraca panas oven curing dengan mencari
nilai QA (Panas yang bersumber dari burner), QB (Panas yang diserap oven curing), dan Qloss (Panas yang keluar
atau hilang). Untuk rumus efisiensi yang digunakan setelah perhitungan didapatkan adalah sebagai berikut:
 
  [19] (1)
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Oven Curing dalam Proses Powder Coating
Dalam menjalankan proses pematangan powder dari proses powder coating oven curing memiliki kondisi
operasi yang dijalankan untuk dapat menghasilkan kondisi suhu standart dalam proses pematangan powder coating
yaitu pada suhu 220-240°C. Berikut ini merupakan data operasi oven curing dari hasil pengukuran oven curing
diproses powder coating yang nantinya akan digunakan sebagai langkah dalam mencari nilai efisiensi oven curing
pada tabel 1.
Tabel 1. Kondisi operasional oven curing pada proses powder coating
Parameter
Hasil Pengukuran
Temperatur udara panas masuk
220 C
Temperatur udara keluar
215 C
Tw (Temperatur Dinding)
240 C
Laju udara kering masuk
3,5 m3/s
Luas oven curing
2 m2
B. Pengolahan Data Efisiensi Oven Curing
Oven curing berfungsi untuk proses pematangan powder setelah dilakukannya proses spray powder.
Melakukan proses pematangan powder dengan memanfaatkan udara panas dari burner dipermukaan profil
alumunium. Conveyor akan membawa MF melalui plate bar kedalam curing oven untuk proses pematangan powder
dengan suhu 210°C.
Data yang diketahui :
Temperatur udara panas masuk () = 220°C
Temperatur udara keluar () = 215°C
Temperatur dinding (Tw) = 240°C
Laju udara kering masuk (Um) = 3,5 m³/s
Luas oven curing (A) = 8 m²
Nilai yang dicari = eff termal mesin curing : ?
Perhitungan :
Gambar 2. Neraca panas oven curing power coating
Panas Masuk = Panas Keluar
QA = QB + Qloss
Dimana :
QA = Panas yang berasal dari burner
QB = Panas yang diserap oleh oven curing
Qloss = Panas yang keluar/hilang
Pratama, R. A., dkk., Efisiensi Oven Curing dalam Meningkatkan Kematangan Powder dalam Proses Powder Coating pada
Pabrik Aluminium Ekstrusi, R.E.M. (Rekayasa Energi Manufaktur) Jurnal, vol. 9, no. 2, pp. 103-110, 2024
106
Untuk menentukan nilai effisiensi termal mesin curing, maka proses perhitungan yang dilakukan adalah sebagai
berikut.
1. Mencari nilai Q pada titik panas yang berasal dari burner (QA)
Menentukan temperatur film (Tf) :
 


Maka dari temperatur 503 K diketahui dalam Tabel A-5 [20]:
V (kecepatan) = 0,00000379 m3/s
Pr (Prandtl number) = 0,68
k (konduktivitas termal) = 0,04038 W/m.
Cp (specific heat) = 1,0295 kJ/kg.
Menentukan angka Reynolds untuk mengetahui jenis aliran udara yang ada;

 


Maka angka Reynolds aliran udara adalah 11.081.794 m³ yang merupakan aliran turbulen, sehingga diperlukan
penentuan nilai kalor;


󰇛 󰇜
Keterangan: NuA = Nusselt number
hA = koefisien perpindahan panas
k = konduktifitas termal
ReA = Reynolds number
 󰇛
󰇛󰇜󰇛󰇜 󰇜


 

󰇛
󰇜
  󰇛 󰇜

Total panas masuk di titik QA adalah 2771,746 W
Pratama, R. A., dkk., Efisiensi Oven Curing dalam Meningkatkan Kematangan Powder dalam Proses Powder Coating pada
Pabrik Aluminium Ekstrusi, R.E.M. (Rekayasa Energi Manufaktur) Jurnal, vol. 9, no. 2, pp. 103-110, 2024
107
2. Mencari nilai Q pada titik panas yang diserap oleh oven curing (QB)
Menetukan temperatur film (Tf) :
 

K
Maka dari temperatur 500,5 K diketahui dalam Tabel A-5 [20] :
V = 0,00000379 m3/s
Pr = 0,68
k = 0,04038
Cp = 1,0295
Menentukan angka Reynolds untuk mengetahui jenis aliran udara yang ada;

 


Maka angka Reynolds aliran udara adalah 11.081.794 m³ yang merupakan aliran turbulen, sehingga diperlukan
penentuan nilai kalor;


󰇛 󰇜
 󰇛
󰇛󰇜󰇛󰇜 󰇜
 3432,078

 

󰇛
󰇜
  󰇛 󰇜

Total panas masuk di titik QB adalah 3464,683 W
3. Mencari nilai Q pada titik Qloss

  
 
4. Mencari nilai efisiensi termal mesin oven curing:
  
 
  
 
 
Pratama, R. A., dkk., Efisiensi Oven Curing dalam Meningkatkan Kematangan Powder dalam Proses Powder Coating pada
Pabrik Aluminium Ekstrusi, R.E.M. (Rekayasa Energi Manufaktur) Jurnal, vol. 9, no. 2, pp. 103-110, 2024
108
Dari hasil perhitungan efisiensi oven curing didapatkan untuk nilai efisiensi termal pada oven curing adalah
sebesar 75%. Pada perhitungan efisiensi oven curing, menunjukan bahwa oven curing mengalami penuruanan nilai
efisiensinya menjadi 75%. Kejadian ini disebabkan karena tidak optimalnya supply panas dari burner ke oven
curing, selain itu lamanya penggunaan alat juga memengaruhi nilai efisiensi oven. Untuk meningkatkan nilai
efisiensi, maka dapat dilakukan penambahan panas dari burner.
KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil pengolahan data dari oven curing diproses powder coating sendiri didapatkan nilai QA
(panas yang bersumber dari burner) sebesar 2771,746 W, QB (panas yang diserap oven curing) sebesar 3464,683 W,
dan Qloss (Panas yang keluar atau hilang) 692,936559 W sehingga didapatkan nilai efisiensi oven curing pada
proses powder coating adalah sebesar 75 %. Efisiensi oven curing sendiri mengalami penurunan dikarenakan terjadi
karena tidak optimalnya supply panas dari burner ke oven curing.
REFERENSI
[1] Y. G. Mustikoaji, M. A. Riyadi, and Darjat, MONITORING DAN KENDALI SUHU PADA OVEN
KAYU UNTUK EFISIENSI PROSES PENGERINGAN MENGGUNAKAN RASPBERRY PI,”
TRANSIENT, vol. 6, no. 3, pp. 440445, 2017, doi: https://doi.org/10.14710/transient.v6i3.440-445.
[2] A. Mahmudi and P. Londa, “Optimasi Penerapan Teknologi Ekstrusi pada Prototipe Mesin Daur Ulang
Limbah Styrofoam,” ROTASI, vol. 19, no. 2, p. 92, Jul. 2017, doi: 10.14710/rotasi.19.2.92-96.
[3] A. Setiawan and A. Wimitya, “PENGARUH PROSES AGEING DAN POWDER COATING PADA
ALUMINIUM PROFIL SECTION 4403,” J. Metall. Eng. Process. Technol., vol. 1, no. 1, pp. 3139, 2020,
doi: https://doi.org/10.31315/jmept.v1i1.5024.
[4] A. Setiawan and R. R. Akmal, “Pengaruh Proses Ageing Dan Powder Coating Pada Aluminium Profil
Section 11309, J. Metall. Eng. , vol. 2, no. 1, pp. 1019, 2021, doi:
https://doi.org/10.31315/jmept.v1i2.5037.
[5] R. Mayasari, Miftahul Djana, Rosalia D.W, Hasrul Anwar, and Muhammad Haviz, “Karakteristik Membran
Keramik Berpori Berbahan Baku Bentonit Dan Zeolit Dengan Proses Ekstrusi,” J. Redoks, vol. 9, no. 1, pp.
9398, Jun. 2024, doi: 10.31851/redoks.v9i1.15361.
[6] A. Purbasari, T. W. Samadhi, and A. Muslim, Pengembangan produk keramik berpori dengan proses
ekstrusi pada skala laboratorium,” J. Tek. Kim. Indones., vol. 4, no. 2, p. 227, Oct. 2018, doi:
10.5614/jtki.2005.4.2.6.
[7] G. Ganandy and H. Herianto, “PENGARUH PERUBAHAN TEMPERATUR DAN KOMPOSISI
TERHADAP TEKSTUR DAGING ANALOG YANG DIHASILKAN MENGGUNAKAN TEKNIK
EKSTRUSI,” J. Rekayasa Mesin, vol. 13, no. 3, pp. 921930, Jan. 2023, doi: 10.21776/jrm.v13i3.1283.
[8] M. S. Ali, H. Praktikno, and W. L. Dhanistha, “Analisis Pengaruh Variasi Sudut Blasting Dengan Coating
Campuran Epoxy dan Aluminium Serbuk terhadap Kekuatan Adhesi, Prediksi Laju Korosi, dan Morfologi
pada Plat Baja ASTM A36,” J. Tek. ITS, vol. 8, no. 1, 2019, doi: 10.12962/j23373539.v8i1.39068.
[9] S. Suwarno, D. N. Nugroho, F. Yudanto, and B. Prawara, “The Effect of SiC in NiCrBSi-SiC Composite
Coating on the Microstructure, Hardness, and Oxidation Resistance,” J. Rekayasa Mesin, vol. 12, no. 3, pp.
581589, Dec. 2021, doi: 10.21776/ub.jrm.2021.012.03.8.
[10] M. Muhadzdzib and W. D. Puspitasari, “Mengoptimalkan Proses Powder Flame Spray Coating Merancang
Gun Spray dengan Kemiringan Tangki Penyimpanan Serbuk dan Filter Serbuk Lepas,” J. Inov. Mesin, vol.
5, no. 1, pp. 713, Apr. 2023, doi: 10.15294/jim.v5i1.70020.
[11] T. Mulyanto, Supriyono, and S. Parama Arta, “PENGARUH PERLAKUAN AWAL TERHADAP DAYA
REKAT DAN KEKUATAN LAPISAN PADA PROSES PENGECATAN SERBUK,” J. ASIIMETRIK J.
Ilm. Rekayasa Inov., vol. 2, no. 1, pp. 2532, Jan. 2020, doi: 10.35814/asiimetrik.v2i1.1186.
[12] Supriyono, T. Mulyanto, and M. Miftahuddin, “Analisis Pengaruh Suhu Pengovenan Terhadap Daya Rekat
Dan Kekuatan Lapisan Pada Pengecatan Serbuk,” Presisi, vol. 21, no. 2, pp. 7787, 2019.
[13] Muhammad Arifullah, “Laju Korosi Baja Karbon Hasil Powder Coating Dan Pengecatan Cair,” Transmisi,
vol. 9, no. 2, pp. 2734, 2015, doi: https://doi.org/10.26905/jtmt.v11i2.4558.
[14] A. B. Rasyad, Pengaruh Waktu Electroplating Dan Powdercoating NiCr Terhadap Sifat Mekanis Dan
Struktur Mikro Pada BAJA KARBON SPCC- SD,” pp. 424–434, 2011.
[15] D. Al Dzikri and R. Dewi Anjani, “Pengaruh Variasi Temperature Pengeringan Powder Coating Terhadap
Daya Rekat Lapisan Cat Pada Mild Steel ST37,” J. Ilm. Wahana Pendidik., vol. 8, no. 21, pp. 5363, 2022,
doi: https://doi.org/10.5281/zenodo.7272803.
Pratama, R. A., dkk., Efisiensi Oven Curing dalam Meningkatkan Kematangan Powder dalam Proses Powder Coating pada
Pabrik Aluminium Ekstrusi, R.E.M. (Rekayasa Energi Manufaktur) Jurnal, vol. 9, no. 2, pp. 103-110, 2024
109
[16] E. A. Lalo, R. E. Pandaleke, and D. M. J. Sumajouw, “Pengaruh Curing Oven Terhadap Kuat Tekan Beton
Menggunakan Agregat Lokal Dengan Abu Sekam Padi Sebagai Substitusi Parsial Semen,” TEKNO, vol. 19,
no. 79, pp. 229237, 2021, doi: https://doi.org/10.35793/jts.v19i79.37380.
[17] N. Iskandar and A. A. Pranowo, “Pengaruh Pengontrolan Emisi Buang Terhadap Peningkatan Efisiensi
Pembakaran Pada Oven,” Momentum, vol. 17, no. 1, pp. 6368, 2021, doi:
https://dx.doi.org/10.36499/jim.v17i1.3670.
[18] Thermcraft, “What is an Industrial Curing Oven?,” Thermcraft, 2024. https://thermcraftinc.com/what-is-a-
curing-oven/ (accessed Jun. 11, 2024).
[19] T. Septiana, “Analisis Efisiensi Termal Mesin Oven Rotary Tipe NFX-320 Pada Proses Pengeringan Bahan
Dasar Roti,” Pros. Ind. Res. Work. Natl. Semin., vol. 10, no. 1, pp. 444448, 2019, [Online]. Available:
https://jurnal.polban.ac.id/ojs-3.1.2/proceeding/article/view/1437
[20] J. P. Holman, Heat Transfer, 6th Editio. New York: McGraw-Hill, 1986.
Pratama, R. A., dkk., Efisiensi Oven Curing dalam Meningkatkan Kematangan Powder dalam Proses Powder Coating pada
Pabrik Aluminium Ekstrusi, R.E.M. (Rekayasa Energi Manufaktur) Jurnal, vol. 9, no. 2, pp. 103-110, 2024
110
Halaman ini sengaja dikosongkan
(This page is intentionally left blank)